Rangkuman Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman Hayati
Gambar Banteng
Keanekaragaman hayati dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Keanekaragaman hayati menyatakan adanya berbagai variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat
lain yang terlihat pada tingkat berbeda.

Alfred Russel Wallace membagi daerah biogeografi menjadi 6 berdasarkan fauna khasnya, yaitu nearktik, Palearktik, Neotropikal, Oriental, Ethiopian, dan Australian.

Fauna di Indonesia mencerminkan posisinya di antara Oriental dan Australia. Flora Malesiana memperlihatkan pemusatan keanekaragaman tumbuhan yang tinggi dan terbesar di dunia. Kawasan Malesiana meliputi wilayah Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, dan Kelulauan Solomon. Flora Malesiana contohnya meranti, durian, Rafflesia, matoa, salak, jati, kopi, anggrek, zingiberaceae, dan Nepenthes.

Keanekaragaman hayati dipelajari dengan cara klasifikasi, untuk dimanfaatkan dan dilestarikan. Klasifikasi selalu berkembang dengan ditemukannya metode-metode baru dalam klasifikasi. Klasifikasi yang kini dianut adalah klasifikasi 6 kingdom dari Woese (1977), yaitu mencakup archaebacteria, eubacteria, protista, fungsi, plantae, dan animalia.

Klasifikasi mengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang umum hingga yang khusus menjadi kingdom (dunia), filum atau divisi (keluarga besar), kelas, ordo (bangsa), famili (suku), genus (marga), dan spesies (jenis). Pemberian nama makhluk hidup menurut Carolus Linnaeus dikenal dengan sistem binomial nomenklatur, yaitu pemberian nama dengan dua kata. Kata pertama menunjukkan genus, sedangkan kedua kata menunjukan spesies.

Identifikasi adalah keterampilan pengenalan ciri pada makhluk hidup. Identifikasi dipakai untuk membuat kunci determinasi. Dasar kunci determinasi adalah pembuatan kunci diotomi.

No comments:

Post a Comment

Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Search Tool